Kamis, 26 November 2009

Lebaran ga pulkam

Walau lebaran ga pulkam, rasanya ga trlalu sepi, malah lebaran di kmpung yg sepi. Ga ada yg pulang. Nyokap di luar kota. Hari ini hari pembantaian. Hari mutilasi. Hollocaust buat kambing, sapi, kerbau dan unta. Adakah mereka yg menangis? Pasti tidak, karna tdk ada sapi, kambing, kerbau dan onta yahudi. Karna mereka tdk dibantai demi kserakahan tapi sebaliknya, demi keikhlasan. Simbol kemuliaan dan kerelaan demi Tuhan yg tlah berlangsung ribuan tahun.

Rabu, 22 Juli 2009

My First Online Experience

Sangat menantang rasanya ketika diminta menceritakan pengalaman pertama berkenalan internet di saat internet sekarang telah menjadi sangat biasa. Rasanya seperti mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle membentuk satu gambar seutuh mungkin.

Jika dilihat dari segi usia, saya termasuk terlambat mengenal internet dibandingkan dengan anak-anak jaman sekarang. Waktu itu 14 tahun yang lalu, saya duduk di bangku kelas 2 pada sebuah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di kota Padang, Sumatera Barat. Satu tahun sebelumnya saya mengenal komputer dan mengaguminya sehingga memiliki satu set komputer di kamar telah menjadi salah satu cita-cita terbesar saya waktu itu.

Kalau tidak salah pada pertengahan catur wulan ketiga kami dijadwalkan mengikuti training singkat tentang internet di salah satu perguruan tinggi komputer di kota Padang. Saya menjadi salah seorang siswa yang merasa begitu senang mendengar rencana tersebut. Karena selain sangat menggemari komputer, intenet merupakan sesuatu yang kedengarannya sangat luar biasa bagi saya. Salah seorang guru saya sebelumnya pernah mengatakan bahwa internet adalah sumber informasi yang tiada batas. Katanya di internet kita bisa menonton film yang belum beredar dan belum disensor. Mendengar itu, naluri remaja saya langsung berkata: “Wow!, benarkah..?” .

Tak ayal lagi, beberapa hari sebelum training tersebut dilakukan, saya langsung memikirkan situs apa yang akan saya buka nantinya. Diantaranya saya ingin membuktikan kebenaran atas apa yang pernah dikatakan oleh guru saya, bahwa ada banyak film-film yang belum disensor di internet. Saya juga ingin melihat gambar-gambar artis top dan seksi seperti Madona. Lalu saya ke gramedia melihat buku-buku yang berkaitan dengan internet dan menyalin beberapa alamat website yang tertera di buku tersebut. Dan sayangnya saya tidak berhasil menemukan alamat website Madona.

Nah, tibalah waktunya training dimulai. Kami masuk ke ruang laboratorium komputer yang sangat besar. Tidak kurang dari 30 unit komputer berjejer rapi dalam ruangan tersebut. Tanpa menunggu aba-aba dari sang mentor, saya langsung menyalakan komputer yang ada di meja saya. Saya benar-benar sudah tidak sabar.

Dasar saya orangnya memang suka mencoba-coba sendiri atau otodidak (sebagian orang menyebutnya “sok tahu”), begitu koputernya menyala, saya langsung mengklik icon internet explorer yang memang sudah saya kenal sebelumnya. Dan pada tab address saya masukan alamat website yang saya salin dari buku. Tapi entah mengapa tidak satupun alamat website tersebut yang bisa dibuka. Saya Cuma mendapatkan peringatan “The page cannot be displayed” tiap kali mencoba membuka satu website. Padahal menurut saya, saya sudah memasukkan alamat tersebut selengkap mungkin. Saking lengkapnya, saya menulisnya kira-kira seperti ini: “http://www................com/content&view=category&layout=blog&id=25&Itemid=18.html”. Lho, saya tidak salah. Memang seperti itulah alamat website yang saya peroleh dari buku. Saya cuma menyalinnya. Paling-paling hanya keliru satu dua huruf, atau ketinggalan satu “titik”, dan saya pikir tidak akan jadi masalah.

Setelah mencoba semua contekan alamat website yang saya punya dan gagal, tibalah waktunya bagi saya untuk menyerah pada ke-soktahu-an saya. Dan kebetulan ada kakak mahasiswa yang menjadi salah satu mentor berjalan dekat saya, dan langsung saya bertanya sambil menyerahkan secarik kertas: “Bang, baa caroe ko?, tolong bukaan ko ciek”. (“Bang, bagaimana caranya?, tolong bukakan yang ini”). Mendengar pertanyaan saya ditambah secarik kertas yang bertuliskan “madona.com” dari saya, sang mentor tersebut langsung menjawab “beko dulu bos, awak teori dulu, servernyo alun iduik” (nanti dulu bos, kita teori dulu, servernya belum hidup). katanya sambil sedikit menyeringai, saya merasa dia seperti menertawai saya.

Setelah kami menghabiskan beberapa waktu untuk session teori, saya sedikit demi sedikit mulai paham apa yang dimaksud dengan internet dan fungsinya, saya juga mengetahui bahwa untuk dapat terkonenksi dengan jaringan internet, kita membutuhkan beberapa peralatan tambahan seperti modem, sambungan telpon, komputer server dan ethernet untuk yang pakai LAN dan lain sebagainya.

Akhirnya tibalah waktunya untuk praktek. Sang mentor menginstruksikan semua peserta untuk menyalakan komputer yang ada di meja masing-masing. Karena komputer saya sudah menyala dari tadi, jadi saya tidak perlu melakukannya lagi. Selanjutnya kami disuruh mengklik ganda pada icon internet explorer. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya apa yang aku harapkan dari tadi akhirnya muncul juga. Tanpa memasukkan alamat website apapun, di monitor langsung terbuka sebuah website yang rupanya website milik universitas tempat kami melakukan training. Betapa senangnya saya.

Selanjutnya kami diajarkan membuka Yahoo (www.yahoo.com) yang penuh dengan berita-berita. Kami juga diajarkan bagaimana cara membuat dan menggunakan e-mail di yahoo dan beberapa pelajaran lainnya.

Seperti itulah cerita tentang pengalaman pertama saya online menggunakan internet. Buat saya pengalaman tersebut sangat berkesan karena saya memang menyukai internet. Walaupun lebih dari setahun kemudian saya baru bisa online lagi karena di kota saya waktu itu belum ada warung internet. Sekarang saya menghabiskan waktu minimal 1 jam sehari untuk online, dan sudah bosan dengan website Madona.

Related Posts with Thumbnails